Bercinta Ala Live Show, Liar dan Binal !!!

Bercinta Ala Live Show, Liar dan Binal !!!

Saya adalah seorang pria berusia 30 tahun, belum menikah. Saat ini memiliki pekerjaan yang dipandang masyarakat terhormat. Jika Anda bertemu dengan saya, kesan pertama yang muncul adalah seorang yang alim, baik dan tidak akan terpikir bahwa saya mempunyai pengalaman dan kebiasaan seksual yang menyimpang.

Saya dapat dikatakan seorang exhibionist sejati. Kesenangan saya adalah memperlihatkan tubuh saya, terutama alat kelamin saya, kepada orang lain khususnya wanita. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir, saya senang untuk mempertontonkan aktifitas seksual saya baik aktifitas swalayan maupun hubungan seksual kepada orang lain. Sekali lagi khususnya kepada wanita. Saya akan menceritakan semua ini kepada Anda semua.

Seks pada 13 Tahun !!

Saya lahir dari sebuah keluarga yang bahagia. Saya dua bersaudara, adik saya seorang wanita. Dari kecil sebenarnya gejala ekhibionist ini sudah terasa. Penis saya sering menegang justru kalau saya terlihat telanjang oleh orang lain.

Pengalaman seksual saya dimulai pada saat saya berusia 12 tahun. Sejak umur 10 tahun saya telah tidur di kamar terpisah. Suatu hari di tengah malam saya terbangun karena mendengar suara televisi di ruang keluarga. Saya bangun dan ingin tahu. Saya mencoba untuk melihat melalui lubang kunci. Alangkah terkejutnya saya, karena saya melihat kedua orang tua saya sedang menonton video yang mempertontonkan adegan seks vulgar. Belakangan saya baru tahu bahwa itulah yang disebut blue film.

Masih terekam jelas pada otak saya hingga kini, adegan yang saya tonton waktu itu. Film itu menayangkan adegan pemerkosaan seorang wanita Barat di sebuah kapal. Saya melihat adegan ketika wanita itu dipaksa untuk merebahkan dirinya di lantai kapal dalam keadaan telanjang sepenuhnya, lalu dengan kekerasan si pria memasukkan penisnya yang luar biasa besar ke dalam kemaluan wanita itu. Wanita itu menjerit-jerit namun kemudian justru menikmatinya. Penis saya langsung menegang, bukan semata-mata melihat adegan panas itu, namun lebih karena tubuh wanita itu. Wanita itu memiliki payudara yang besar (ukuran 36 C kira-kira) dan yang lebih penting memiliki rambut kemaluan yang sangat lebat. Rambut kemaluan itu (kebetulan berwarna hitam) memenuhi bukit kemaluannya hingga ke lubang pantat. Di bagian depan rambut itu memenuhi hampir ke daerah pusar. Sehingga G String yang dia gunakan tidak mampu menutupi seluruh rambut kemaluan tersebut. Hingga sekarang saya menyukai wanita dengan rambut kemaluan yang lebat. Saya terangsang bila melihat wanita yang memiliki rambut ketiak yang lebat karena saya langsung berpikir bahwa rambut di bagian bawahnya pasti juga lebat. Demikian juga jika saya melihat buku-buku halus di tangan dan kaki. (Karena itu foto yang paling saya sukai di Indobiru ini adalah foto-foto meki lebat).

Malam itu saya tidak dapat tidur. Saya segera melepas pakaian saya hingga saya telanjang bulat. Kebiasaan tidur dengan telanjang ini berlangsung hingga sekarang. Saya lalu mengelus-ngelus penis saya dan setelah beberapa lama saya menegang dan mengeluarkan cairan mani. Saat itu saya tidak tahu apa cairan itu, saya hanya berpikir bahwa itu adalah air seni. Namun kenikmatannya tidak dapat saya lupakan. Sejak saat itu saya sering melakukan onani seperti ini.

Kebetulan keluarga kami mempekerjakan seorang pembantu wanita berusia kira-kira 20 tahun bernama Sari. Setelah melihat film tersebut saya selalu penasaran untuk melihat wanita telanjang dengan harapan saya bisa melihat rambut kemaluan yang lebat. Saya lalu mencoba untuk mengintip Sari ketika ia mandi. Luar biasa, karena Sari kebetulan memiliki rambut kemaluan yang lebat, walaupun tidak selebat wanita yang saya lihat dalam film itu. Sering kali saya telanjang bulat lalu mengintip dia ketika mandi sambil beronani. Saya segera lari ke kamar jika Sari selesai mandi dan mengenakan pakaiannya kembali. Sari tidak pernah tahu hal ini. Hal ini saya lakukan ketika saya sendiri di rumah.

Suatu malam ketika kedua orang tua saya pergi, saya tiba-tiba ingin melakukan onani. Kali ini saya ingin melakukan variasi. Saya keluar ke taman belakang rumah sambil telanjang bulat. Lalu saya membayangkan bahwa saya sedang berada dalam tawanan perang yang kemudian ditelanjangi oleh sepasukan wanita. Saya berdiri di bawah pohon dengan tangan seolah-olah diikat ke belakang sementara saya membayangkan pasukan wanita itu melihat dan mempermainkan penis saya. Penis saya menegang keras, lalu saya melakukan onani. Ketika saya sedang melakukan onani, tiba-tiba Sari keluar ke taman belakang untuk suatu keperluan. Betapa terperanjatnya ia ketika melihat saya dalam keadaan telanjang melakukan onani. Ia segera masuk kembali ke kamarnya. Keesokan harinya, pagi-pagi benar saya datangi dia dan saya memintanya untuk tutup mulut.

Sejak saat itu saya merasa bahwa seluruh tubuh saya telah dilihat oleh Sari dan entah mengapa saya justru senang. Sering kali saya justru dengan sengaja bertelanjang dan kemudian berjalan-jalan dalam rumah. Saya sengaja mencari kesempatan agar ia dapat melihat tubuh saya. Semua ini saya lakukan jika saya sendiri di rumah. Sari biasanya segera masuk ke kamar jika melihat saya berjalan-jalan sambil telanjang.

Saya melakukan hubungan seks untuk pertama kalinya pada saat saya berusia 13 tahun. Suatu hari ketika saya pulang sekolah, di rumah tidak ada siapa-siapa. Saya memiliki kunci rumah sendiri sehingga saya dapat masuk ke dalam rumah. Siang itu keinginan saya untuk beronani sangat besar. Di sekolah saya baru saya diperlihatkan oleh seorang teman, gambar wanita bugil yang memiliki payudara ekstra besar. Saya langsung masuk ke dalam kamar dan mencopot seluruh pakaian saya hingga telanjang. Ketika saya sedang merangsang diri, tiba-tiba terdengar bunyi peluit dari teko memasak air. Rupanya Sari sedang memasak air. Bunyi tersebut terus terdengar hingga beberapa saat. Saya heran mengapa Sari tidak segera mematikan kompor tersebut. Saya lalu keluar masih dengan keadaan telanjang ke dapur untuk mematikan kompor. Tak disangka saat itu Sari juga keluar dari kamar mandi. Rupanya ia sedang mandi saat itu. Betapa terkejut (dan senang) nya saya ketika melihat ia dalam keadaan telanjang. Rupanya ia tidak menyadari bahwa saya telah pulang sekolah. Ia kaget dan segera menutupi bagian kemaluan dan payudaranya dengan tangannya. Penis saya menegang seketika.

Melihat keadaan saat itu saya memperkirakan Sari akan lari ke kamarnya seperti biasanya. Namun dugaan saya salah. Ia justru terus melihat pada penis saya yang sedang membesar. Lalu ia melepaskan kedua tangan yang menutupi tubunya dan berkata, ” Beraninya cuma onani, berani nggak kalau beneran “. Mendengar undangan itu saya langsung memeluk dirinya dan mengesek-gesekan penis saya ke bukit kemaluannya. Nikmat sekali ! Kami langsung ke kamar dan meneruskan permainan itu. Penis saya dibimbing masuk ke dalam kemaluan Sari dan terasa hangat sekali. Saya hanya memasukkan penis dan sama sekali tidak bergoyang. Selang beberapa saat saya mengeluarkan penis saya dan melakukan onani di depan Sari. Itulah pengalaman seks saya yang pertama kali. Kami tidak pernah melakukan hal itu lagi, karena beberapa bulan kemudian Sari keluar dari rumah kami.

Seiring dengan waktu, pengetahuan saya tentang seks bertambah luas. Onani hampir tiap hari saya lakukan,bahkan kadang-kadang dapat dua kali sehari. Ketika teman-teman mulai membicarakan seks di sekolah, saya Cuma tersenyum-senyum saja. Mereka mengira saya risih untuk membicarakan hal itu, namun dalam hati saya, saya mengatakan bahwa apa yang mereka bicarakan itu sudah saya alami sendiri. Mereka baru bisa bicara namun saya sudah melakukannya. Buku-buku porno dan video porno sudah menjadi langganan saya. Keinginan untuk mempertontonkan tubuh dan penis saya untuk sementara memang terhenti namun bukan berarti hilang. Keinginan yang menggebu-gebu masih ada dalam hati saya.
Ketika saya kuliah pada semester-semester pertama saya diberikan mobil oleh kedua orangtua saya. Saya lebih bebas. Kadang-kadang untuk memenuhi hasrat telanjang saya, saya menyetir dengan melepaskan celana saya. Pernah malam-malam ketika saya pulang kuliah, saya berganti pakaian dengan menggunakan t-shirt dan celana pendek. Saya sudah melepaskan celana dalam saya. Lalu saya mampir ke sebuah taman yang terkenal banyak wanita penghiburnya. Waktu itu belum banyak dari mereka yang datang ke taman itu. Taman itu sepi. Saya melepaskan celana dan t-shirt saya lalu berjalan dalam taman itu, sambil deg-degan kuatir terpergok dengan keamanan. Ketika berjalan-jalan, beberapa wanita penghibur melihat saya dan mereka menjerit. Saya lari ke mobil dan kemudian mengenakan kembali pakaian saya lalu pergi. Jantung berdebar keras namun puas dan senang. Penis saya masih menegang bahkan telah mengeluarkan cairan.

Hanya sekali saya melakukan itu.

Saya juga sudah mengenal free seks. Saya sering mengunjungi panti pijat untuk mendapatkan layanan ekstra baik pijat special (onani) maupun making love. Hal ini sering saya lakukan sampai saya lulus kuliah.

Menjadi “Mas ******” di sebuah Panti Pijat

Setelah saya lulus kuliah saya pindah ke Jakarta untuk bekerja. Di Jakarta kebiasaan saya semakin menjadi. Untuk melepaskan hasrat saya, saya menggunakan panti pijat sebagai arenanya. Ada sebuah panti pijat “S” di kawasan Jakarta Selatan yang menjadi langganan saya. Pada saat saya pijat, sering saya melepaskan hasrat saya untuk bertelanjang di hadapan orang-orang. Saya sering berjalan-jalan dengan telanjang di gang antar kamar sementara para pemijat menyaksikannya. Kalau selesai pijat, saya menuju ke kamar mandi dengan telanjang pula. Sering kali bahkan saya melakukan pijat special di luar kamar dengan disaksikan oleh pemijat yang lain. Kadang-kadang saya melayani permintaan mereka untuk menari erotis atau berakting ala aktor porno. Saya melayani permintaan itu dengan senang hati. Hampir semua pemijat di sana mengetahui kebiasaan saya. Mereka menjuluki saya ‘si bugil’, ada juga yang menjuluki ‘mas ******’. (Sebagai catatan, menurut orang ukuran penis saya memang cukup besar untuk ukuran Asia. Panjang penis saya ketika ereksi kurang lebih 18 cm dengan diameter 4-5 cm. Hal ini pernah saya buktikan dengan memotret penis saya ketika ereksi dan mengedarkannya kepada teman-teman wanita saya. Tentu saja mereka tidak tahu bahwa itu milik saya)

Tiga tahun terakhir ini saya bahkan lebih berani lagi. Saya sering mengundang wanita panggilan untuk memenuhi hasrat saya di sebuah motel juga di bilangan Jakarta Selatan. Saya selalu memilih kamar di bagian belakang kompleks, karena tempatnya cukup sepi dan terlindung. Di sana saya selalu melakukan hubungan seks di alam terbuka. Saya tidak melakukan di kamar namun di taman motel tersebut. Rasa deg-degan menambah nafsu saya bahkan saat ini hal itu yang menolong saya untuk orgasme.

Menjadi Aktor Blue Semalam dengan Adegan Penyiksaan
Suatu ketika saat saya check ini di motel tersebut, resepsionis yang kebetulan wanita menanyakan sesuatu kepada saya. ” Pak, kenapa Bapak selalu memilih bagian belakang. Sepi kan Pak, di sana ?”. Entah mengapa saya menjawab, ” Mau tahu nggak, saya kalau ******* (making love-Red) bukan di kamar tapi di taman.” Mereka jengah sesaat karena tidak menduga jawaban itu. Namun mereka segera menimpali, ” Wah. Live Show dong ! Boleh ngeliat nggak.” Saya jawab ,” Boleh aja kalau berani.”

Malam itu ketika saya melakukannya di taman saya melihat kedua resepsionis wanita tadi memperhatikan kami dari kejauhan. Pada kunjungan beriikutnya, ketika saya check ini, kedua resepsionis tadi langsung tersenyum. Mereka memanggil saya “Mas KG” (maksudnya ternyata ****** Gede). Mereka berkata,” Live Show lagi nih”. Saya hanya tersenyum.

Malam itu saya mendapatkan pasangan yang sangat berani. Kebetulan memenuhi semua keinginan saya. Payudara besar (36 B) dan rambut kemaluannya sangat-sangat lebat. Ketika ia melucuti pakaian, penis saya langsung berontak. Wanita ini ternyata juga seorang exhibionist dan lebih hebat lagi memiliki fantasi seperti sado-machocist.

Kami sepakat melakukannya di taman. Kami sempat berjalan-jalan dengan telanjang bulat di jalan belakang kompleks itu,lalu dilanjutkan dengan oral seks. Ketika asyik-asyiknya, penis saya dikulum olehnya, tiba-tiba datang tiga orang yang memergoki kami. Ternyata mereka adalah dua resepsionis tadi dan satu orang room boy. ” Nah, lho ketahuan sekarang. Ini harus dilaporkan ke keamanan !”, sergah mereka. Kontan kami kaget. Namun resepsionis tadi menimpali, ” … tapi bisa diatur,kalau kamu sepakat dengan kami”. Saya berpikir saat itu bahwa uang yang dikehendaki mereka, namun ternyata dugaan saya salah. Resepsionis melanjutkan, ” Kalau kamu mau menutup mulut kami, kamu harus melakukkan live show didepan kami dan harus menurut dengan kemauan kami. Baru boleh berhenti kalai kami bilang berhenti.”. Sejujurnya jawaban ini justru menyenangkan saya dan wanita pasangan saya. Kami justru punya fantasi seperti ini. ” OK’” jawab wanita pasangan saya dengan cepat.

Malam itu saya serasa menjadi aktor blue seperti yang saya bayangkan. Kami melakukan hubungan seks dengan liar di hadapan mereka. Tempatnya masih di taman. Doggi style, oral seks, posisi 69 dan yang lainnya kami lakukan untuk memuaskan penonton. Desahan dan erangan wanita pasangan saya menambah asyik tontonan itu.

Yang lebih seru adalah ketika wanita pasangan saya meminta saya untuk mulai menyakiti dia. Saya bingung harus melakukan apa, namun dia yang membimbing saya. Mula-mula dia minta diikat pada pohon yang ada, lalu minta dilecut dengan tali tambang plastik yang kebetulan ada di sekitar itu. Lalu ia minta lilin,dan kemudian saya diminat untuk menuangkan cairan lilin itu pada tubuhnya bahkan lubang vaginanya. Kakinya segera direntangkan, lalu ia minta penonton untuk membuka bibir vaginanya yang ditumbuhi rambut lebat. Lalu saya mulai meneteskan cairan lilin ke dalamnya, Geliat antara kenikmatan dan kesakitan menambah nafsu saya dan saya yakin juga penonton saat itu. Ia juga minta, payudaranya diikat dengan karet, lalu putingnya di pukul-pukul. Belakangan saya baru tahu, bahwa permintaan ini sama dengan sebuah film blue Eropa yang sudah beredar. Ketika adegan ini berlangsung, seorang resepsionis meninggalkan kami karena ia tidak kuat lagi melihat ini Pusing katanya. Malam itu diakhiri dengan orgasme kami berdua dihadapan penonton dengan ejakulasi penis saya di mulutnya. Luar biasa lelahnya saya, bahkan lebih lelah ketika saya melakukan hubungan seks dengan dua wanita sekaligus.,,,,,,,,,,,,,,,,

End

Related posts